Rabu, 20 April 2016

'Godfather' Terumbu Karang Dunia Tuding Australia Tak Prioritaskan Great Barrier Reef

'Godfather' Terumbu Karang Dunia Tuding Australia Tak Prioritaskan Great Barrier Reef

Diperbaharui 19 April 2016, 9:52 AEST
Seorang pakar lingkungan yang mendapat julukan 'Godfather'  terumbu karang dunia menuding Pemerintah Queensland dan Pemerintah Federal tidak menggubris peringatan para pakar mengenai fenomena pemutihan massal yang menimpa situs warisan dunia UNESCO Great Barrier Reef. 
Dr Charlie Veron, ilmuwan kelautan dan mendapat sebutan "Godfather terumbu karang" karena berhasil menemukan lebih dari sepertiga spesies terumbu karang di dunia. Dia menggambarkan dampak pemutihan massal yang terjadi di bagian utara Great Barrier Reef sangat memilukan.
Dr Veron menyatakan marah karena Great Barrier Reef tidak dijadikan prioritas. "Pemerintah tidak melakukan apa-apa kecuali hanya menunda-nunda, mereka berperilaku seperti pelaut mabuk," katanya.
Dr Vernon mengatakan para ilmuwan telah memberikan peringatan kepada pemerintah selama puluhan tahun tentang risiko pada Great Barrier Reef. Para ilmuwan ini kecewa atas persetujuan Pemerintah Federal atas beroperasinya perusahaan tambang batubara raksasa Carmichael di Adani, Queensland Tengah.
"Demi Tuhan, kami mohon agar mereka serius menanggapi masalah ini dan dengarlah peringatan para ilmuwan mengenai perubahan ini," katanya.
"Mereka tidak pernah mendengarkan peringatan tentang perubahan iklim pada umumnya dan sekarang mereka tidak mendengarkan juga peringatan kami tentang Great Barrier Reef."
Prof. Justin Marshall dari Universitas Queensland yang memantau kondisi Great Barrier Reef selama beberapa dekade juga mendesak dilakukannya tindakan nyata.
"Saya sekarang marah sekali karena Pemerintah Federal masih saja menunggu dan tidak melakukan tindakan yang cukup," katanya.
Para ilmuwan memperingatkan jika kebijakan pemerintah tidak berubah, maka pemutihan parah akan tetap terjadi.
Namun demikian, Menteri Lingkungan AustraliaGreg Hunt menolak tudingan kalau pemerintah tidak mendengarkan peringatan ilmuwan. "Kami menyikapi masalah ini dengan sangat serius," katanya.
"Saya sendiri telah menanyakan langsung kepada Dr Veron tindakan apa yang dia ingin dilakukan terkait kejadian pemutihan massal ini - dia mengatakan tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan sekarang - saya mendapat pandangan yang berbeda "
Greg Hunt mengatakan tambang batubara Carmichael pada akhirnya akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Queensland, dengan alasan Pemerintah Federal telah melakukan segala sesuatu untuk mengurangi dampak keberadaan tambang tersebut pada Great Barrier Reef.
"Tindakan pada  kualitas air, tindakan pada bintang laut mahkota duri, berbagai tindakan pemantauan, itu merupakan bagian dari langkah nyata dan mendasar yang telah diambil dan akan terus kita lakukan," katanya.
Menteri Pembangunan Negara Bagian Queensland, Anthony Lynham berpendapat tambang batubara Carmichael tidak akan berkontribusi terhadap peningkatan emisi global.
"Dunia sudah mencapai kesepakatannya mengenai target pengurangan emisi sesuai kesepakatan di Paris," katanya.
"Australia memenuhi komitmen itu, tetapi saya akan meminta Pemerintah Federal untuk menerapkan skema perdagangan emisi sesegera mungkin."

 

Gen Ternyata Berperan Menentukan Usia Berhubungan Seks Pertama Kali

Gen Ternyata Berperan Menentukan Usia Berhubungan Seks Pertama Kali

Terbit 19 April 2016, 21:19 AEST
Para peneliti mengungkap, remaja yang mengalami pubertas lebih awal dalam hidupnya ternyata jauh lebih mungkin untuk melakukan hubungan seksual pertama lebih dulu ketimbang rekan-rekan mereka.
Studi dari Universitas Cambridge di Inggris menemukan bahwa hal ini bisa menyebabkan hasil pendidikan yang lebih buruk dan resiko penyakit yang lebih tinggi.
Mereka juga menemukan bahwa kepribadian seseorang, seperti tipe pengambil resiko tinggi, turut memainkan peran.
Penulis laporan itu -Dr Ken Ong, seorang dokter anak di Univeristas Cambridge yang mengkhususkan diri dalam bidang epidemiologi –mengatakan, berdasarkan temuan, para dokter harus mempertimbangkan pengelolaan pubertas jika kondisi ini tiba sangat awal.
"Temuan kami saat ini menunjukkan bahwa jika, di masa depan, kami bisa membantu menghindari pematangan fisik awal yang tak pantas, ini akan bermanfaat baik pada kesehatan pendidikan dan seksual dalam jangka pendek serta dalam jangka panjang," jelasnya.
Para peneliti di Universitas Cambridge menganalisa data genetik lebih dari 125.000 orang yang berusia 40-69 tahun, dari lembaga riset ‘Biobank’ di Inggris, dan menemukan bahwa gen memainkan peran dalam menentukan usia ketika seseorang pertama terlibat dalam hubungan seksual - dengan kata lain, periode pubertas.
Dr Ken mengatakan, penelitian ini menunjukkan, untuk pertama kalinya, karakter fisik seseorang memainkan peranan besar dalam masa ketika mereka pertama kali melakukan hubungan seks.
"Studi kami kini, untuk pertama kalinya, menunjukkan, bahwa mereka, dengan karakteristik fisik tertentu, ukuran tubuh yang lebih besar, mereka matang secara fisik lebih awal, lebih rentan terhadap pengaruh tersebut," sebutnya.
Ia mengatakan, faktor genetik yang mempengaruhi kepribadian seseorang juga memainkan peran.
"Orang-orang yang lebih berani mengambil risiko, mereka yang mungkin secara sosial menyenangkan, memiliki temperamen yang kurang mudah tersinggung," jelasnya.
Tekanan sebaya berpengaruh
Sekelompok mahasiswa mengatakan, mereka setuju dengan penelitian itu, tetapi mengatakan keadaan sosial juga memainkan peran.
"Saya pikir ini tentang ketika Anda pribadi merasa siap atau apakah Anda ditekan oleh rekan-rekan sebaya Anda juga. Kadang-kadang ada sedikit tekanan untuk bercinta, kalu tidak Anda tak dianggap keren," kata mereka.
Mereka lantas menambahkan, "Tapi sekali lagi, itu benar-benar tergantung pada kelompok sosial mana yang anda temani. Ini juga ada hubungannya dengan seberapa banyak dorongan seks yang Anda miliki."
Para mahasiswa mengatakan, mereka pikir, hormon memainkan peranan besar dalam keputusan seseorang untuk melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya, tapi akhirnya setuju bahwa periode pubertas memainkan peran.
Tapi Dr Ken memeringatkan, ada resiko yang lebih besar untuk kesehatan remaja jika mereka bertindak atas nama hormon yang terlalu dini dalam perkembangan mereka.
"Mereka yang memulai lebih awal, secara cepat, lebih beresiko untuk memiliki hasil pendidikan yang buruk dan kesehatan seksual serta kesehatan lainnya yang buruk pula," utaranya.
   
 

Komite Senat Australia Desak Pelarangan Microbead Secepatnya

Komite Senat Australia Desak Pelarangan Microbead Secepatnya

Penemuan Lubang Hitam Super Besar di Alam Semesta Menantang Ilmu Fisika

Penemuan Lubang Hitam Super Besar di Alam Semesta Menantang Ilmu Fisika

Sabtu, 16 April 2016

LANGKAH KERJA RANGKAIAN SERI-PARALEL

Prosedur Kerja Rangkaian Seri dan Paralel

Kegiatan 1 Rangkaian seri

1. Pastikan semua perangkat percobaan telah tersedia, dan berfungsi dengan baik)
2. Rangkaikan perangkat percobaan (susunan seri 2 resistor), lakukan pengukuran tegangan
pada masing - masing resistor, catat hasilnya
3. Ukurlah arus yang melewati masing-masing resistor, catat hasil pengukuranmu. Lanjutkan
pengukuranmu untuk nilai tegangan sumber yang berbeda, kemudian catat hasilnya.

Kegiatan 2 Rangkaian Paralel

1. Pastikan semua perangkat percobaan telah tersedia, dan berfungsi dengan baik*).
2. Rangkaikan perangkat percobaan (susunan paralel 2 resistor), lakukan pengukuran tegangan
pada masing-masing resistor, catat hasilnya
3. Ukurlah arus yang menuju titik cabang dan yang menuju ke masing-masingSetting Peralatan
dan Prosedur Kerja
HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1. Rangkaian seri resistor
R1: ………………. R2: ………………..
No Tegangan
Sumber (V)
Kuat Arus Listrik
Tegangan pada
R1 (V)
Tegangan
Sebelum pada R2 (V)
R1
Antara R1 dan R2 Setelah R2
1
2
3
4
Kegiatan 2. Rangkaian paralel resistor
R1: ………………. R2: ………………..
No Tegangan
Sumber (V)
Kuat Arus Listrik (mA)
Tegangan
pada R1 (V)
Tegangan
Total (sebelum titik pada R2 (V)
cabang)
melalui R1 melalui R2 �

Jumat, 03 Juli 2015

Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat



LAPORAN EXPERIMENT FISIKA II
(HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT)












OLEH:
HUSRAN
1212441009
ICP OF PHYSICS




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015/2016







BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Percobaan hukum Ohm dan hambatan jenis kawat merupakan salah satu percobaan yang sangat sederhana dimana percobaan ini menggunakan alat dan bahan seperti: Power supply, Basic meter, Kabel penghubung, dan papan rangkaian kawat penghantar. Percobaan ini bertujuan untuk menemukan suatu hubungan antara variabel, salah satunya yaitu hubungan antara luas penampang kawat dengan hambatan kawat. Secara teori, hubungan antara luas penampang dengan hambatan kawat penghantar adalah berbanding terbalik.
B.                 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk percobaan ini, yaitu:
1.      Bagaimana hubungan antara luas penampang, panjang kawat dan hambatan jenis kawat dengan arus listrik dan beda potensial ?
2.      Bagaimana menentukan hambatan kawat penghantar ?
3.      Variabel apa saja yang berpengaruh dalam hukum Ohm ?
C.    Tujuan
1.      Memahami hubungan luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat dengan arus listrik dan beda potensial.
2.      Menentukan hambatan kawat penghantar.
3.      Memahami hukum Ohm.

BAB II
KAJIAN TEORI
Hukum Ohm
Baterai menghasilkan beda tegangan di antara kedua kutubnya. Saat saklar dinyalakan, arus listrik mengalir melalui bola lampu sehingga menyebabkannya menyala.
1.      Hubungan Kuat Arus dan Tegangan
George Simon Ohm (1789-1854), seorang ilmuwan berkembangsaan Jerman, pada tahun 1826 berhasil menemukan hubungan antara besarnya beda tegangan dengan besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian. Selanjutnya, hasil temuannya dikenal sebagai Hukum Ohm, yang dinyatakan sebagai berikut.
“Kuat arus listrik pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial kedua ujung penghantar itu”. (George Simon Ohm:1826)
Apabila beda potensial adalah Vdan kuat arus pada penghantar adalah I, maka hukum Ohm dirumuskan dengan:
Konstanta di atas disebut sebagai hambatan R. Jadi, persamaan diatas dapat dinyatakan:
Dimana ;
V         : Beda potensial (volt)
I           : Kuat arus listrik (A)
R         : Hambatan (Ohm).
(Bob Foster:2001)
2.      Hambatan Penghantar
Berdasarkan hukum Ohm, hambatan suatu penghantar diperoleh dari hasil bagi antara tegangan dengan arus listrik pada penghantar tersebut. Secara mikroskopik, nilai hambatan suatu penghantar bergantung pada banyak faktor. Tinjaun lebih lanjut menunjukkan bahwa
“Hambatan suatu penghantar sebanding dengan panjang penghantar dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya”.
Pernyataan ini dapat dituliskan dalam persamaan:
(George Simon Ohm ; 1826 )
Untuk melengkapi persamaan diatas, dibutuhkan sebuah konstanta yang besarnya bergantung pada jenis bahan penghantar. Persamaan di atas dilengkapi menjadi:
(George Simon Ohm : 1826)
Dimana :
R         : hambatan penghantar (Ohm)
ρ          : hambatan jenis kawat (Ohm.m)
l           : panjang penghantar (m)
A         : luas penampang penghantar (m2)
(Zaki Su’ud:2011)
3.      Rangkaian Penghantar
Dalam  rangkaian  listrik, beberapa hambatan atau komponen-komponen listrik lainnya dapat dirangkai secara seri, paralel, atau gabungan seri dengan paralel.
a.       Rangkaian Seri
“Hambatan yang disusun seri dapat diganti dengan sebuah hambatan pengganti yang nilainya merupakan jumlah nilai hambatan-hambatan tersebut”. (George Simon Ohm)
Kuat arus adalah I, karena tidak ada percabangan di ketiga hambatan maka kuat arus pada ketiga hambatan sama besar I. Berdasarkan hukum Ohm,
Maka diperoleh:
(George Simon Ohm:1826)
(Zaki Su’ud:2011)
b.      Rangkaian Paralel
“Kuat arus masing-masing hambatan yang dirangkai secara paralel berbanding terbalik dengan masing-masing hambatan”. (Gustav Kirchhhoff:1872)
            Pernyataan diatas dapat dituliskan dalam persamaan :
Jika Rp menyatakan nilai hambatan yang setara dengan ketiga rangkaian hambatan paralel, maka :
(Zaki Su’ud:2011)

BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Alat dan Bahan
1.      1 set pengukuran hambatan kawat.
2.      Power Supply AC
3.      Basicmeter 2 buah
4.      Kabel penghubung.
B.     Definition Operational Variabel
1.      Aktivitas 1
a.       Variabel konstan : luas penampang (A)
b.      Variabel diubah-ubah : beda potensial (V)
c.       Variabel respon : arus listrik (I)
2.      Aktivitas 2
a.       Variabel konstan : panjang kawa (l)
b.      Variabel diubah-ubah : beda potensial (V)
c.       Variabel respon : arus listrik (I)
3.      Aktivitas 3
a.       Variabel konstan : jenis kawat (roh)
b.      Variabel diubah-ubah : beda potensial (V)
c.       Variabel respon : arus listrik (I)
C.    Langkah Kerja
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat (A) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial(V).
1.      Pastikan semua alat dalam kondisi baik.
2.      Pastikan rangkaian alat terhubung dengan benar satu sama lain sebelum menyalakan.
3.      Hubungkan secara seri antara kawat penghantar dengan amperemeter dan secara paralel antara kawat penghantar dengan voltmeter.
4.      Ambil 3 jenis kawat dengan luas penampang atau diameter yang berbeda-beda. Seperti : 1 mm, 0,7 mm, dan 0,5 mm.
5.      Atur tegangan dengan rentang 5 volt sampai 5 data. Seperti : 5 volt, 10 volt, 15 volt, 20 volt dan 25 volt.
6.      Amati nilai yang terukur pada amperemeter.
7.      Catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
No.
Konstanta 1 mm
Konstanta 0,7 mm
Konstanta 0,5mm
V
I
V
I
V
I
1






2






3






4






5







8.      Buatlah grafik hubungan antara tegangan dengan kuat arus kemudian tentukan nilai hambatannya dan hubungkan dengan luas penampang kawat.
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat penghantar (L) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
1.      Lakukan kembali langkah kerja poin 1-3 pada kegiatan pertama.
2.      Ambil jenis kawat penghantar konstanta 0,7mm dengan panjang 2 meter.
3.      Atur tegangan dengan rentang 5 volt sampai 5 data. Seperti : 5 volt, 10 volt, 15 volt, 20 volt dan 25 volt.
4.      Amati dan catatlah nilai kuat arus yang terukur pada amperemeter. Kemudian catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
No.
Konstanta 0.7 mm
V
i
1


2


3


4


5


5.      Buatlah grafik hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) pada pengaruh panjang kawat penghantar (l)
Kegiatan 3. Pengaruh hambatan jenis kawat (ρ) terhadap kuat arus (I) dengan beda potensial (V)
1.      Ulangi langkah kerja poin 1-3 pada kegiatan pertama.
2.      Ambil kawat penghantar missing 0.5 untuk hambatan jenis kawat.
3.      Atur tegangan dengan rentang 5 volt pada voltmetrer sampai 3 data. Seperti : 5 volt, 10 volt dan 15 volt.
4.      Amati dan catatlah nilai kuat arus yang terukur pada amperemeter dalam tabel pengamatan.
No.
Missing 0,5
V
I
1


2


3


5.      Buatlah grafik hubungan antara beda potensial (V) dan kuat arus (I) dengan pengaruh hambatan jenis kawat (ρ).

BAB IV
ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1
Pengaruh luas penampang kawat (A) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
No.
Konstanta 1 mm
Konstanta 0,7 mm
Konstanta 0,5mm
V
I
V
I
V
I
1
|5±0,01|
|8,5±0,01|
|5±0,01|
|2±0,01|
|5±0,01|
|5±0,01|
2
|10±0,01|
|15±0,01|
|10±0,01|
|4±0,01|
|10±0,01|
|8±0,01|
3
|15±0,01|
|23,5±0,01|
|15±0,01|
|6±0,01|
|15±0,01|
|12,5±0,01|
4
|20±0,01|
|31±0,01|
|20±0,01|
|8±0,01|
|20±0,01|
|15,5±0,01|
5
|25±0,01|
|38±0,01|
|25±0,01|
|10±0,01|
|25±0,01|
|20±0,01|

Kegiatan 2
L = 2 m
Pengaruh panjang kawat (L) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
No.
Konstanta 0,7 mm
V
I
1
|5±0,01|
|2±0,01|
2
|10±0,01|
|4±0,01|
3
|15±0,01|
|6±0,01|
4
|20±0,01|
|8±0,01|
5
|25±0,01|
|10±0,01|



Kegiatan 3
Pengaruh hambatan jenis kawat (ρ) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
No.
Missing 0,5
V
I
1
|5±0,01|
|18±0,01|
2
|10±0,01|
|30±0,01|
3
|15±0,01|
|43±0,01|
1.      Analisis Grafik
Kegiatan 1
A3
A2
A1
Grafik 1. Hubungan antara luas penampang kawat (A) dengan kuat arus (I) dan beda potensial (V).
Untuk luas penampang kawat pertama (A1)
                       
Untuk luas penampang kawat kedua (A2)
Untuk luas penampang kawat ketiga (A3)
                       
Tabel hubungan antara luas penampang (A) dengan hambatan (R)
No.
A (m2)
R (Ω)
1
0,785x10-6
0,67
2
0,3847x10-6
1,33
3
0,19625x10-6
2,50
Berdasarkan data pada tabel dapat dinyatakan bahwa luas penampang kawat berbanding terbalik dengan hambatan kawat. Artinya bahwa semakin sempit luas penampang kawat maka semakin besar hambatan kawat.
Grafik hubungan antara luas penampang kawat (A) dengan hambatan kawat (R)
           
Kegiatan 2

Grafik 2. Hubungan antara panjang kawat (L) dengan kuat arus (I) dan beda potensial (V).

Untuk panjang kawat (L) = 2 m
Sehingga , R~l



Aktivitas 3
Grafik 3. Hubungan antara hambatan jenis kawat (ρ) dengan kuat arus (I) dan beda potensial (V).
Pada pengaruh hambatan jenis kawat (ρ)
Sehingga, R~ρ
Oleh karena itu, hubungan antara hambatan kawat penghantar dengan luas penampang, panjang kawat penghantar dan hambatan jenis kawat penghantar dengan kuat arus dan beda potensial dapat dinyatakan dalam persamaan:

BAB V
PENUTUP
A.    Pembahasan
Percobaan ini memiliki tiga tujuan yang saling mendukung untuk menemukan sekaligus membuktikan suatu persamaan  dengan memperhatikan beberapa faktor seperti luas penampang kawat penghantar, panjang kawat penghantar dan hambatan jenis kawat penghantar melalui basicmeter. Dari hasil percobaan dan analisisnya, dapat dinyatakan bahwa luas penampang kawat penghantar berbanding terbalik dengan hambatan kawat penghantar. Selanjutnya, hubungan antara hambatan kawat penghantar berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar begitu pula dengan hubungan antara hambatan kawat penghantar dengan hambatan jenis penghantar  dengan derajat kebenaran sebesar 99.8%. Oleh karena itu, percobaan ini dapat dinyatakan berhasil.
B.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan analisisnya, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Hubungan antara hambatan kawat penghantar berbanding terbalik dengan luas penampang kawat penghantar dan berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar juga hambatan jenis kawat penghantar melaui kuat arus dan beda potensial.
2.      Untuk menentukan hambatan kawat penghantar dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan  melalui analisis grafik.
3.      Hambatan suatu penghantar diperoleh dari hasil bagi antara tegangan dengan arus listrik pada penghantar tersebut dimana nilai hambatan suatu penghantar bergantung pada banyak faktor.






DAFTAR PUSTAKA

Foster, M. D. (2001). FISIKA Terpadu SMA Kelas 3 Semester II. Bandung: Erlangga.
Su'ud, P. D., Bahar, D. K., & Khotimah, D. S. (2011). PHYSICS Bringing Science to Your Life SMA/MA. Jakarta: Erlangga.