Jumat, 03 Juli 2015

Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat



LAPORAN EXPERIMENT FISIKA II
(HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT)












OLEH:
HUSRAN
1212441009
ICP OF PHYSICS




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015/2016







BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Percobaan hukum Ohm dan hambatan jenis kawat merupakan salah satu percobaan yang sangat sederhana dimana percobaan ini menggunakan alat dan bahan seperti: Power supply, Basic meter, Kabel penghubung, dan papan rangkaian kawat penghantar. Percobaan ini bertujuan untuk menemukan suatu hubungan antara variabel, salah satunya yaitu hubungan antara luas penampang kawat dengan hambatan kawat. Secara teori, hubungan antara luas penampang dengan hambatan kawat penghantar adalah berbanding terbalik.
B.                 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk percobaan ini, yaitu:
1.      Bagaimana hubungan antara luas penampang, panjang kawat dan hambatan jenis kawat dengan arus listrik dan beda potensial ?
2.      Bagaimana menentukan hambatan kawat penghantar ?
3.      Variabel apa saja yang berpengaruh dalam hukum Ohm ?
C.    Tujuan
1.      Memahami hubungan luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat dengan arus listrik dan beda potensial.
2.      Menentukan hambatan kawat penghantar.
3.      Memahami hukum Ohm.

BAB II
KAJIAN TEORI
Hukum Ohm
Baterai menghasilkan beda tegangan di antara kedua kutubnya. Saat saklar dinyalakan, arus listrik mengalir melalui bola lampu sehingga menyebabkannya menyala.
1.      Hubungan Kuat Arus dan Tegangan
George Simon Ohm (1789-1854), seorang ilmuwan berkembangsaan Jerman, pada tahun 1826 berhasil menemukan hubungan antara besarnya beda tegangan dengan besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian. Selanjutnya, hasil temuannya dikenal sebagai Hukum Ohm, yang dinyatakan sebagai berikut.
“Kuat arus listrik pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial kedua ujung penghantar itu”. (George Simon Ohm:1826)
Apabila beda potensial adalah Vdan kuat arus pada penghantar adalah I, maka hukum Ohm dirumuskan dengan:
Konstanta di atas disebut sebagai hambatan R. Jadi, persamaan diatas dapat dinyatakan:
Dimana ;
V         : Beda potensial (volt)
I           : Kuat arus listrik (A)
R         : Hambatan (Ohm).
(Bob Foster:2001)
2.      Hambatan Penghantar
Berdasarkan hukum Ohm, hambatan suatu penghantar diperoleh dari hasil bagi antara tegangan dengan arus listrik pada penghantar tersebut. Secara mikroskopik, nilai hambatan suatu penghantar bergantung pada banyak faktor. Tinjaun lebih lanjut menunjukkan bahwa
“Hambatan suatu penghantar sebanding dengan panjang penghantar dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya”.
Pernyataan ini dapat dituliskan dalam persamaan:
(George Simon Ohm ; 1826 )
Untuk melengkapi persamaan diatas, dibutuhkan sebuah konstanta yang besarnya bergantung pada jenis bahan penghantar. Persamaan di atas dilengkapi menjadi:
(George Simon Ohm : 1826)
Dimana :
R         : hambatan penghantar (Ohm)
ρ          : hambatan jenis kawat (Ohm.m)
l           : panjang penghantar (m)
A         : luas penampang penghantar (m2)
(Zaki Su’ud:2011)
3.      Rangkaian Penghantar
Dalam  rangkaian  listrik, beberapa hambatan atau komponen-komponen listrik lainnya dapat dirangkai secara seri, paralel, atau gabungan seri dengan paralel.
a.       Rangkaian Seri
“Hambatan yang disusun seri dapat diganti dengan sebuah hambatan pengganti yang nilainya merupakan jumlah nilai hambatan-hambatan tersebut”. (George Simon Ohm)
Kuat arus adalah I, karena tidak ada percabangan di ketiga hambatan maka kuat arus pada ketiga hambatan sama besar I. Berdasarkan hukum Ohm,
Maka diperoleh:
(George Simon Ohm:1826)
(Zaki Su’ud:2011)
b.      Rangkaian Paralel
“Kuat arus masing-masing hambatan yang dirangkai secara paralel berbanding terbalik dengan masing-masing hambatan”. (Gustav Kirchhhoff:1872)
            Pernyataan diatas dapat dituliskan dalam persamaan :
Jika Rp menyatakan nilai hambatan yang setara dengan ketiga rangkaian hambatan paralel, maka :
(Zaki Su’ud:2011)

BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Alat dan Bahan
1.      1 set pengukuran hambatan kawat.
2.      Power Supply AC
3.      Basicmeter 2 buah
4.      Kabel penghubung.
B.     Definition Operational Variabel
1.      Aktivitas 1
a.       Variabel konstan : luas penampang (A)
b.      Variabel diubah-ubah : beda potensial (V)
c.       Variabel respon : arus listrik (I)
2.      Aktivitas 2
a.       Variabel konstan : panjang kawa (l)
b.      Variabel diubah-ubah : beda potensial (V)
c.       Variabel respon : arus listrik (I)
3.      Aktivitas 3
a.       Variabel konstan : jenis kawat (roh)
b.      Variabel diubah-ubah : beda potensial (V)
c.       Variabel respon : arus listrik (I)
C.    Langkah Kerja
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat (A) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial(V).
1.      Pastikan semua alat dalam kondisi baik.
2.      Pastikan rangkaian alat terhubung dengan benar satu sama lain sebelum menyalakan.
3.      Hubungkan secara seri antara kawat penghantar dengan amperemeter dan secara paralel antara kawat penghantar dengan voltmeter.
4.      Ambil 3 jenis kawat dengan luas penampang atau diameter yang berbeda-beda. Seperti : 1 mm, 0,7 mm, dan 0,5 mm.
5.      Atur tegangan dengan rentang 5 volt sampai 5 data. Seperti : 5 volt, 10 volt, 15 volt, 20 volt dan 25 volt.
6.      Amati nilai yang terukur pada amperemeter.
7.      Catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
No.
Konstanta 1 mm
Konstanta 0,7 mm
Konstanta 0,5mm
V
I
V
I
V
I
1






2






3






4






5







8.      Buatlah grafik hubungan antara tegangan dengan kuat arus kemudian tentukan nilai hambatannya dan hubungkan dengan luas penampang kawat.
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat penghantar (L) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
1.      Lakukan kembali langkah kerja poin 1-3 pada kegiatan pertama.
2.      Ambil jenis kawat penghantar konstanta 0,7mm dengan panjang 2 meter.
3.      Atur tegangan dengan rentang 5 volt sampai 5 data. Seperti : 5 volt, 10 volt, 15 volt, 20 volt dan 25 volt.
4.      Amati dan catatlah nilai kuat arus yang terukur pada amperemeter. Kemudian catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
No.
Konstanta 0.7 mm
V
i
1


2


3


4


5


5.      Buatlah grafik hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) pada pengaruh panjang kawat penghantar (l)
Kegiatan 3. Pengaruh hambatan jenis kawat (ρ) terhadap kuat arus (I) dengan beda potensial (V)
1.      Ulangi langkah kerja poin 1-3 pada kegiatan pertama.
2.      Ambil kawat penghantar missing 0.5 untuk hambatan jenis kawat.
3.      Atur tegangan dengan rentang 5 volt pada voltmetrer sampai 3 data. Seperti : 5 volt, 10 volt dan 15 volt.
4.      Amati dan catatlah nilai kuat arus yang terukur pada amperemeter dalam tabel pengamatan.
No.
Missing 0,5
V
I
1


2


3


5.      Buatlah grafik hubungan antara beda potensial (V) dan kuat arus (I) dengan pengaruh hambatan jenis kawat (ρ).

BAB IV
ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1
Pengaruh luas penampang kawat (A) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
No.
Konstanta 1 mm
Konstanta 0,7 mm
Konstanta 0,5mm
V
I
V
I
V
I
1
|5±0,01|
|8,5±0,01|
|5±0,01|
|2±0,01|
|5±0,01|
|5±0,01|
2
|10±0,01|
|15±0,01|
|10±0,01|
|4±0,01|
|10±0,01|
|8±0,01|
3
|15±0,01|
|23,5±0,01|
|15±0,01|
|6±0,01|
|15±0,01|
|12,5±0,01|
4
|20±0,01|
|31±0,01|
|20±0,01|
|8±0,01|
|20±0,01|
|15,5±0,01|
5
|25±0,01|
|38±0,01|
|25±0,01|
|10±0,01|
|25±0,01|
|20±0,01|

Kegiatan 2
L = 2 m
Pengaruh panjang kawat (L) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
No.
Konstanta 0,7 mm
V
I
1
|5±0,01|
|2±0,01|
2
|10±0,01|
|4±0,01|
3
|15±0,01|
|6±0,01|
4
|20±0,01|
|8±0,01|
5
|25±0,01|
|10±0,01|



Kegiatan 3
Pengaruh hambatan jenis kawat (ρ) terhadap kuat arus (I) dan beda potensial (V).
No.
Missing 0,5
V
I
1
|5±0,01|
|18±0,01|
2
|10±0,01|
|30±0,01|
3
|15±0,01|
|43±0,01|
1.      Analisis Grafik
Kegiatan 1
A3
A2
A1
Grafik 1. Hubungan antara luas penampang kawat (A) dengan kuat arus (I) dan beda potensial (V).
Untuk luas penampang kawat pertama (A1)
                       
Untuk luas penampang kawat kedua (A2)
Untuk luas penampang kawat ketiga (A3)
                       
Tabel hubungan antara luas penampang (A) dengan hambatan (R)
No.
A (m2)
R (Ω)
1
0,785x10-6
0,67
2
0,3847x10-6
1,33
3
0,19625x10-6
2,50
Berdasarkan data pada tabel dapat dinyatakan bahwa luas penampang kawat berbanding terbalik dengan hambatan kawat. Artinya bahwa semakin sempit luas penampang kawat maka semakin besar hambatan kawat.
Grafik hubungan antara luas penampang kawat (A) dengan hambatan kawat (R)
           
Kegiatan 2

Grafik 2. Hubungan antara panjang kawat (L) dengan kuat arus (I) dan beda potensial (V).

Untuk panjang kawat (L) = 2 m
Sehingga , R~l



Aktivitas 3
Grafik 3. Hubungan antara hambatan jenis kawat (ρ) dengan kuat arus (I) dan beda potensial (V).
Pada pengaruh hambatan jenis kawat (ρ)
Sehingga, R~ρ
Oleh karena itu, hubungan antara hambatan kawat penghantar dengan luas penampang, panjang kawat penghantar dan hambatan jenis kawat penghantar dengan kuat arus dan beda potensial dapat dinyatakan dalam persamaan:

BAB V
PENUTUP
A.    Pembahasan
Percobaan ini memiliki tiga tujuan yang saling mendukung untuk menemukan sekaligus membuktikan suatu persamaan  dengan memperhatikan beberapa faktor seperti luas penampang kawat penghantar, panjang kawat penghantar dan hambatan jenis kawat penghantar melalui basicmeter. Dari hasil percobaan dan analisisnya, dapat dinyatakan bahwa luas penampang kawat penghantar berbanding terbalik dengan hambatan kawat penghantar. Selanjutnya, hubungan antara hambatan kawat penghantar berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar begitu pula dengan hubungan antara hambatan kawat penghantar dengan hambatan jenis penghantar  dengan derajat kebenaran sebesar 99.8%. Oleh karena itu, percobaan ini dapat dinyatakan berhasil.
B.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan analisisnya, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Hubungan antara hambatan kawat penghantar berbanding terbalik dengan luas penampang kawat penghantar dan berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar juga hambatan jenis kawat penghantar melaui kuat arus dan beda potensial.
2.      Untuk menentukan hambatan kawat penghantar dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan  melalui analisis grafik.
3.      Hambatan suatu penghantar diperoleh dari hasil bagi antara tegangan dengan arus listrik pada penghantar tersebut dimana nilai hambatan suatu penghantar bergantung pada banyak faktor.






DAFTAR PUSTAKA

Foster, M. D. (2001). FISIKA Terpadu SMA Kelas 3 Semester II. Bandung: Erlangga.
Su'ud, P. D., Bahar, D. K., & Khotimah, D. S. (2011). PHYSICS Bringing Science to Your Life SMA/MA. Jakarta: Erlangga.